01 December 2008

Resensi - Forever and Ever


Kisah cinta yang diungkapkan dalam bentuk luas, tampaknya inilah yang saya rasakan ketika menonton film ini sambil menangis sesunggukan. Walau mungkin Xiao Fu sendiri tak ingin saya menangisi dirinya, tapi baiklah….akan saya katakan saya terharu atas kasih sayang ibunda Xiao Fu, Ny. Tan yang tidak berbatas dan terharu karena Tuhan masih sangat sayang kepada saya atas apa yang diberikan-Nya, dan tetap sadar bahwa uang tidak dapat membeli waktu,nyawa, kesehatan, dan kebahagiaan. Jadi…bersyukurlah saya.Kisah ini dimulai ketika Ny. Tan membaca buku yang ditulis anaknya, Xiao Fu yang menderita penyakit hemophilia yang dibawa sejak lahir. Lalu Ny. Tan yang aktif bekerja untuk melakukan berbagai kampanye seperti Kampanye Global menemui Die Hard, seorang perempuan pengidap AIDS yang kemudian memberikan buku yang berisi tulisan Xiao Fu dengan harapan setiap pengidap AIDS akan mendapatkan semangat seperti yang ingin disampaikan Xiou Fu dalam tulisannya.Xiao Fu, yang menghabiskan masa kecilnya dengan terapi serta transfusi darah di rumah sakit, mempunyai sahabat-sahabat di rumah sakit seperti Xiau Yong yang mengidap kanker, Paman Wang penderita kanker sumsum tulang belakang serta para dokter dan suster. Disekolah, Xiou Fu sering tidak masuk, tetapi mempunyai semangat tinggi untuk sekolah bahkan menyadarkan temannya yang merasa menjadi orang tersial karena sudah dua tahun tinggal kelas dengan memberi semangat dan menceritakan keadaan nya yang tidak menyerah dengan keadaan serta terus berusaha.Klimaks dari film ini adalah ketika Xiao Fu menerima transfusi darah dari orang yang terjangkit virus HIV, dan Xiao Fu harus menerima bahwa hidupnya akan semakin singkat dengan virus HIV-AIDS.Tapi Xiao Fu yang menyadari bahwa ia mempunyai bakat, menuliskan ceritanya dan yakin cara lain untuk menyampaikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain walau dia mati kelak adalah dengan menulisnya. Ya………menulis!Kisah hidupnya, ditulis Xiao Fu yang akhirnya menjadi sebuah buku, selain bercerita tentang kasih sayang ibu, ayah, dan adik yang sangat dicintainya, pengalaman dan cerita-cerita di Rumah Sakit bersama temen-teman yang menderita penyakit lain, juga bercerita tentang semangat-semangat nya semasa hidup yang ingin ia tularkan kepada orang yang bernasib sama dengan dirinya untuk tetap menjalankan hidup karena Tuhan mempunyai rencana berbeda kepada makhluk-Nya. Dalam buku itu juga banyak pertanyaan yang diajukan Xiao Fu kepada ibunya mengapa dirinya terpilih untuk menjalani hidup dengan penyakit yang diketahui akan merenggut nyawanya yaitu AIDS. Sampai akhirnya dia menemukan jawaban bahwa kesempatan hidup yang dimiliki nya akan sangat bermanfaat untuk orang lain dengan apa yang bisa ia lakukan.Xiao Fu meninggal dalam usia 20 tahun. Dan inilah sisi lain penderita AIDS, jauh dari sebuah penyakit yang diidentikkan banyak orang sebagai sebuah penyakit yang kotor. Dan betapa penyakit ini begitu mudah memutuskan sedekat apa nyawa dihadapan mata seseorang, membuat kita ingin mengajak, mari hindari penyebaran HIV-AIDS! Berapa banyak kisah tragis dan menyedihkan akan terus berlanjut jika penyakit ini terus menyebar? Bisa saja kita kehilangan orang yang paling kita sayangi karena sesuatu yang bisa kita cegah bukan?Produksi : Hongkong MovieTahun : 2001Sutradara : Raymond ToPemain : Sylvia Chang, Josie Ho, Chris Lee, Perry Chu

my ipod


1869 songs?
Itu belum di update, masih banyak CD original yang belum sempat ku-upload.
Sekarang sudah rajin convert film ke Ipod video ku, mmmh sekarang pelan-pelan mulai buka telinga dengerin lagu Indonesia, ugh… I love Andra & the Backbone, sesekali Kerispatih kalo lagi mellow hahaha..
Musik Indonesia semakin berkualitas yo!

23 November 2008

M. Night Shyamalan

Lelaki ini, yang membuatku hanyut diam tak bergerak selama kurang lebih 2 jam *well sesekali pause untuk minum, ngambil cemilan atau pipis, ups*
We’ve Sensed It. We’ve Seen The Signs. Now…It’s Happening!
Ya..pertama lewat Sixth Sense, trus The Signs dan The Happening! Herannya, sama seperti di film sebelumnya dimana dia juga ikut berperan, tapi di The Happening dimana Shyamalan berperan sebagai Joey, uhhh… jangan berharap peran besar dan bisa ngeliat seperti apa sih aktingnya, karena cuma ada satu scene dan Joey disitu hanya mengucapkan kata “Hallo” dan itupun lewan henpun!! Aseeemmm…..
Anyway..Still waiting for another chilling movies!!!!

18 October 2008

not enough

Cinta itu letaknya di dasar
tak bisa terukur dan tak ada yang bisa menilai
hanya aku dan orang yang kucintai
belahan jiwaku nun seseorang disana kelak
tak bisa dibayar dengan apapun
atau cuma hitungan ganti rugi
satu juta, seratus juta, satu miliar?
bisa saja kuberi jika itu nilai cintamu
tapi apakah bisa kau ganti harga diri
atau kesucian orang yang telah kau reggut
dengan satu juta, seratus juta, satu miliar?
masihkah kau belajar menjadi manusia?
*sehabis mendengar rekaman suara 2 insan ­*

05 October 2008

Resensi - Definitely, Maybe


--> -->
Bagaimana rasanya mengetahui bahwa kamu termasuk satu dari 46% orang yang tidak mengalami kebahagiaan selamanya dalam ikatan perkawinan alias bercerai? Dan pernahkah membayangkan kamu akan menceritakan kisah cintamu kepada anakmu? Well, tidak usah dahulu membayangkan menceritakannya apalagi jika anak anda masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan belum mendapatkan pelajaran tentang seks (yang mungkin tidak akan masuk di kurikulum Sekolah Dasar di Indonesia).
Dimulai ketika William Matthew Hayes, seorang duda yang baru bercerai dan bekerja di sebuah agen iklan mendapat jadwal menjemput putri kecilnya Maya ke sekolah, ketika tiba disekolah para wali murid ternyata heboh karena anak mereka baru saja disuguhi pelajaran tentang seks. Beberapa pertanyaan ‘lugu’ diajukan Maya kepada Will tentang alat kelamin dan proses terjadinya kehamilan serta rasa heran Maya yang mendengar cerita dari kakak temannya bahwa temannya itu adalah anak yang lahir karena kecelakaan, tentu saja harap maklum dengan fikiran seorang anak kecil tentang makna ‘kecelakaan’, dan kemudian meminta penjelasan kepada ayahnya bagaimana mungkin kecelakaan bisa mengakibatkan lahirnya seorang anak?.
Tapi kisah dimulai ketika Maya memaksa ayahnya untuk menceritakan tentang kisah cintanya, bagaimana ayahnya bertemu ibunya, mengapa mereka jatuh cinta agar Maya yakin bahwa dia bukanlah hasil ‘kecelakaan’ dan bahwa ayah dan ibunya memang saling mencintai sehingga Maya bisa lahir?
Akhirnya Will menyerah, dia menceritakan bahwa sebelum menikah dia mempunyai hubungan serius dengan 3 wanita, tetapi Will dan Maya kemudian sepakat untuk mengganti nama ketiga wanita tersebut sehingga nantinya Maya akan menebak siapakah diantara ketiga wanita tersebut yang merupakan ibunya. Dan penonton pun bersama Maya dibuat penasaran untuk ikut mendengarkan cerita Will dan ikut menebak siapakah diantara ketiga wanita tersebut yang merupakan ibu Maya.
Ada Emily, kekasih Will yang sangat dicintai semasa dikampus; kemudian Summer Hartley, teman Emily yang tinggal di New York; dan April, gadis yang sekantor dengan Will ketika bekerja untuk kampanye Presiden USA di New York. Lalu siapakah dari ketiga perempuan itu yang merupakan ibu Maya?
Will memulai cerita perjalanan hidup nya ketika meninggalkan kota Madison, Minconsin menuju New York untuk bekerja mendukung kampanye Bill Clinton untuk menjadi Presiden USA. Agak membuat hati lega karena Will disini bekerja sebagai pendukung Bill Clinton dari Partai Demokrat , Partai yang sama dengan Obama.
Maya mungkin adalah satu dari beribu anak (kecil) yang (mungkin) bisa menerima hadirnya perceraian orang tua, sulit sekali untuk bisa menjelaskan mengapa dua orang yang saling mencintai, menikah dan mempunyai anak kemudian harus berpisah karena beberapa hal mengenai perasaan, prinsip dan sebagainya plus bisa memperlihatkan bahwa anak tersebut merupakan bukti cinta yang hidup dan harus dijaga dan dipelihara dengan baik, yang tentu saja berbeda situasi dengan mempertahankan kehidupan cinta itu sendiri. Dan betapa Maya begitu berbesar hati untuk melihat ayahnya bahagia (walau) dengan perempuan lain setelah bercerai dari ibunya, wah..hebat sekali Maya ini.
Dan lagi-lagi, dalam Definitely, Maybe, kita akan dianggap lebih, sama atau tidak secerdas Maya untuk bisa mengerti (bahkan) menyimpulkan perasaan perempuan-perempuan dalam cerita ayahnya tersebut, dan menyadari bahwa ada perempuan dalam cerita ayahnya tersebut yang mencintai ayahnya dengan cara yang lain, dimana perempuan tersebut adalah teman setia, teman bercerita, teman senang dan tetap hadir dikala susah. Dan perempuan itu, bukanlah ibunya. Dan mengapa Will tidak mengganti nama perempuan itu dalam ceritanya? Siapakah perempuan itu? Ummh…
Pilihan saya memilih menonton film ini, selain mengagumi Rachel Weisz termasuk aktingnya di film yang saya sukai yaitu Constant Gardener, film ini diselingi dengan come as you are nya Curt Cobain lewat Nirvana, save the best for last nya Vanessa Williams, I’ve got a crush on you nya Rachel Weisz, so..lumayan asik menurut saya.
-->
Produksi : Universal Pictures
Tahun : 2007
Sutradara : Adam Brooks
Pemain : Ryan Reynolds, Isla Fisher, Abigail Breslin, Elizabeth Banks, Rachel Weisz

25 September 2008

karangan bunga, penting?

Saya fikir bisa dimengerti ketika dalam situasi pertama teman saya menikah dan mendapatkan karangan bunga, alasannya adalah; pertama, karangan bunga itu benar-benar kiriman orang dan tidak ada peringatan "Mohon ma'af kami tidak menerima karangan bunga" yang tertulis pada undangan pesta pernikahan teman saya itu ;kedua, saya tidak bisa menjamin agama yang mengirimkan karangan bunga tersebut; ketiga: karangan bunga bersifat sambil promosi mengingat yang mengirimkan adalah semacam penyedia jasa seperti:salon, atau tempat yang biasa (tidak sering juga sih) dikunjungi teman saya itu.

Nah yang tak bisa saya mengerti adalah situasi kedua ketika saya mengetahui ada orang yang merekayasa karangan bunga, ya..merekayasa! artinya karangan bunga tersebut tidak benar-benar dikirimkan oleh nama-nama yang tertera di papan bunga tersebut! Tetapi keluarga yang akan menyelenggarakan pesta untuk anaknya membuat sendiri karangan bunga itu, untuk apa? sumpah mati itu pertanyaan yang tak akan bisa saya jawab.
 
Miris sekali hati saya, uang yang seharusnya bisa dipakai untuk keperluan lain, malah dibuang-buang untuk urusan papan bunga mati!
Hampir saja kantor NGO tempat saya bekerja akan dijadikan pengirim rekayasa mereka, can you imagine? Apakah ada NGO yang bekerja untuk humanitarian response menyediakan budget untuk papan bunga mati sementara banyak orang yang lebih pantas dan membutuhkan uang itu? beeuh!
Bukan karena isu global warming, penghematan, lingkungan, atau tetek bengek lainnya tapi untuk karangan bunga ini benar-benar membuat saya tak mengerti, apakah pesta perkawinan tak berjalan lancar tanpa papan bunga mati itu? Bodoh!
---------------------------------------------
Tuesday, 23 September 2008 06:41 WIB
Fikih anti-karangan bunga
WASPADA ONLINE
Oleh Azhari Akmal Tarigan
"Mohon ma'af kami tidak menerima karangan bunga." Kalimat ini sempat terbaca penulis ketika melihat undangan MUI dalam rangka silaturahim Gubernur Sumut dengan ulama dan ormas Islam beberapa waktu yang lalu. MUI Sumut, kendati belum mengeluarkan fatwa tentang karangan bunga, namun secara perlahan mencoba untuk mengimbau masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada umumnya untuk menghentikan tradisi mengirim karangan bunga.
Dalam sebuah kesempatan, ketika bertemu dengan sekretaris umum MUI Prof. Dr. Hasan Bakti Nasution, MA, penulis sempat bertanya, apa alasan MUI tidak mau menerima karangan bunga. Jawabannya sederhana saja, mubazir. MUI benar, mengirim karangan bunga merupakan perbuatan mubazir (sia-sia dan pemborosan) yang sesungguhnya tidak memberi manfaat kepada orang yang menerimanya kecuali sekadar "kebanggaan semu."
Mubazir di dalam bahasa Arab terambil dari kata b-z-r .yang berarti pemborosan atau pemanfaatan yang tidak pada tempatnya. Di dalam beberapa kamus bahasa Indonesia, mubazir dimaknakan dengan pemborosan. Jika kita merujuk Al Qur'an, kata mubazir ditemukan lebih kurang tiga kali yang termuat dalam surah al-Isra ayat 26 dan 27. Adapun terjemahannya adalah:
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Menurut M. Quraish Shihab sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Mishbah, kata tabzira pada ayat 26 bermakna pengeluaran yang bukan hak. Jika seseorang menafkahkan/membelanjakan semua hartanya dalam kebaikan atau haq, maka dia bukanlah seorang pemboros. Dengan demikian, boros (tabzir) bukanlah berkaitan dengan kuantitas, melainkan kegunaan (kemanfaatan). Sampai-sampai menurut M. Quraish Shihab, orang yang berwudhu' ketika membasuh wajahnya lebih dari tiga kali, dikategorikan juga sebagai perilaku tabzir. Dan orang mubazir adalah saudara syaitan.
Mengapa Al Qur'an menyebut orang yang mubazir saudara syaitan. Dari sisi bahasa, makna ikhwan adalah persamaan dan keserasian. Dua orang yang berbeda keturunan, dapat menjadi saudara yang tidak terpisahkan jika mereka memiliki persamaan-persamaan yang menyebabkan mereka dapat membangun keserasian. Sampai di sini, orang yang mubazir memiliki perilaku yang sama dengan syaithan, memperlakukan (membelanjakan) sesuatu tidak secara hak.
Dalam konteks perilaku tabzir inilah, perihal pemberian karangan bunga penting untuk didiskusikan. Pertanyaan selanjutnya, apakah memberikan karangan bunga baik sebagai ungkapan (ucapan) selamat dan duka cita, dapat kita sebut sebagai pengeluaran tanpa hak. Dapatkah hal itu disebut pemborosan. Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita dapat mengajukan pertanyaan baru, apa manfaat dari sebuah karangan bunga? Dalam khazanah Islam, manfaat memiliki kedekatan makna dengan maslahat (kebaikan). Di dalam filsafat Barat, manfaat juga disebut dengan utility (nilai guna). karangan bunga tidak memberikan apapun, kecuali kesan. Dan kesan itu adalah semu. Kita sebut contoh, ketika ada peristiwa kemalangan (tokoh atau sosok yang dikenal luas dan memiliki jaringan yang luas), di sekitar rumah duka, di jalan-jalan, kita melihat karangan bunga berjejer yang terkadang diletakkan secara sembarang. Kesan yang muncul, orang yang meninggal tersebut adalah orang hebat, relasinya luas dan jaringannya menyebar di sana-sini. Setelah beberapa hari, karangan bunga dikembalikan kepada "rumah produksinya" maka keadaan kembali seperti semula. Ia hanya meninggalkan cerita. Tidak lebih sebuah cerita.
Bahkan sesungguhnya yang tersembunyi di balik pemberian karangan bung a adalah pemanfaatan kesedihan atau duka orang yang ditimpa musibah. Umumnya si pemberi karangan tidak akan mau untuk tidak mencantumkan namanya. Saya tidak pernah melihat karangan bunga yang pengirimnya "hamba Allah". Oleh sebab itu, bagi penulis, pemberian karangan bunga bukan sekadar perbuatan mubazir. Tetapi lebih dari itu, di dalamnya ada upaya untuk mengeksploitasi kesedihan atau kegembiraan orang lain untuk kepentingan pribadi. Tegasnya, lewat karangan bunga, si pengirim sedang memasarkan (kata yang halus untuk mengganti kata menjual) dirinya. Di dalamnya ada pesan, kalau orang tersebut perduli dan memiliki perhatian dengan orang yang ditimpa musibah. Siapa saja yang lewat di depan karangan bunga, dipastikan akan membaca nama sang pengirim. Ironisnya, terkadang ucapan selamatnya jauh lebih kecil dibanding dengan nama sang pengirim.
Di samping itu, dalam tingkat tertentu, karangan bunga kerap menimbulkan peroblem bagi pengguna jalan karangan bunga menimbulkan kemacatan dan menyulitkan pejalan kaki. Artinya, karangan bunga menimbulkan kemudharatan (mafsadat) bagi pengguna jalan. Jika demikian, alih-alih membawa manfaat, malah kemudharatanlah yang timbul. Saya khawatir saja, jangan-jangan karangan bunga menyembulkan keangkuhan bagi yang menerima dan memberi. Apa yang dilakukan MUI sebenarnya sebuah terobosan yang layak untuk diapresiasi. Namun lebih dari itu, yang lebih penting adalah bagaimana MUI dapat memberi contoh lewat pengurus-pengurusnya. Adalah sangat ironis ketika MUI sebagai sebuah lembaga keagamaan yang terhormat menolak karangan, namun pengurusnya masih menerima karangan bunga, ketika menyelenggarakan pesta atau ketika ditimpa musibah.
Mungkin upaya awal yang dapat kita lakukan adalah membuat pemberitahuan di undangan,
bahwa ahli bait tidak menerima karangan bunga. Atau berani menolak dan mengembalikan karangan bunga karena kita sedang berduka. Kita hanya butuh doa dan nasihat bukan karangan bunga. Akhirnya, saya ingin mengatakan, karangan bunga bukanlah ajaran yang bersumber dari teks suci Islam. Jabat tangan, senyum yang tulus, ucapan salam, dan doa jauh lebih berharga, ketimbang papan bisu. Di samping itu, karangan bunga tidak akan pernah dapat menggantikan kehadiran kita.
Oleh sebab itulah, di dalam Islam, hak muslim atas muslim lainnya sudah tertuang dalam hadis Nabi, di antaranya;menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, mengiringi janazah ke liang kubur dan sebagainya.
Semoga kita segera kembali ke tradisi Islam yang penuh hikmah. Wallahu A'lam.
*Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Hukum Islam IAIN.SU dan Koordinator Tim Penulis Tafsir Ulama Tiga Serangkai Sumut.*

20 September 2007

Ali

"Hah? working on sunday?,"I said.
I just a little bit dissapointed when my boss asked me to work on sunday!

Why? becoz... I've plan to see the basketball game, I want to see Ali, well fyi he is my favourite player when I was in high school (hayya..taon kapan yaa..:-0).
Sudahlah, lagian pekerjaannya ngga berat dan aku bisa ngambil tambahan cuti kedepan.
Hari itu ada wartawan yang ingin membuat film dokumenter disalah satu lokasi project Aceh Besar, jadi sebelum ke project aku dan Geno harus menjemput para crew film itu di hotel, sambil nunggu celingukan kiri kanan, guess what?? Ali ada di sofa sudut sambil baca koran! gak ragu-ragu langsung deketin, trus Mario dateng, hehehe..jadi rame! sedikit katrok karena bisa ketemu (oh did I? wekekekek :P)
Untungnya wartawannya kerja super cepat! actually,it was fun! itu kali pertama juga saya naik ke gunung tempat Oxfam membuat project water systemnya. pengambilan video selesai jam 5, dan dilapangan pun mereka baru mulai game nya, jadi saya bisa nonton full pertandingan sore itu, how lucky I am..:=)

05 March 2007

Traveling - Mengunjungi Candi Prambanan, Jawa Tengah


Sampailah kali ini saya mengunjungi Candi Prambanan, ini kunjungan pertama saya bertepatan dengan 10 bulan setelah gempa bumi melanda Yogyakarta, gempa tentunya juga berdampak terhadap Candi ini. Candi Prambanan sendiri terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, atau tepatnya berada di tengah-tengah kota Yogyakarta dan Jawa Tengah, wajib rasanya saya singgah dalam perjalanan dari Klaten ke Yogyakarta ini.

bersama Mamak tercinta


Kurang puas memang kunjungan kali ini karena banyak kerusakan akibat gempa, beberapa bangunan dan patung- patung runtuh,  namun kecantikan Candi Hindu terbesar dan terindah di Indonesia  ini secara keseluruhan tidak terelakkan. Candi Prambanan juga salah satu Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat yang berada di Kamboja.

tampak dibelakang bangunan yang runtuh
salah satu bagian bangunan yang hancur karena gempa
bagian bangunan Candi yang rusak total


Memang disayangkan jika saya melewatkan wisata candi kali ini, Bapak saya sih sudah sering sekali kesini, maklum beliau putra daerah asli, wong Klaten! Mamak juga sudah beberapa kali berkunjung kesini, Hal yang paling menarik terutama bagi mamak saya adalah jajanan pecel di jalan pulang dari Candi Prambanan, enaak katanya hehe..

Dan perjalanan pulang dari Candi Prambanan pun kami selesaikan dengan menikmati pecel hehe