17 August 2009

SONG LYRIC - Lucky

Do you hear me,
I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Jason Mraz feat. Colbie Caillat

*thanks for being my best friend,
thanks for Jason Mraz CD*

20 June 2009

Jalan-Jalan ke Pulau Weh / Sabang

Panas terik sore itu, bertepatan dengan hari jum’at siang dimana matahari tepat berada diatas kepala, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kami harus berada di Pelabuhan Ulee lheu, Banda Aceh, 2 jam sebelum keberangkatan KMP BRR Aceh.

Ya..perjalanan ke Pulau Weh ini memang bukan perjalanan pertama saya, terhitung beberapa kali sejak 2005 saya kembali berkunjung hampir setiap akhir pekan sejak tahun 2005.

KMP BRR Aceh
 
Oh iya, menjelaskan kenapa kami harus tiba 2 jam sebelum keberangkatan, karena kali ini kami membawa motor sendiri dari Banda Aceh, dan jika ingin membawa kendaraan roda dua atau roda empat, maka siap-siap juga memarkirkan kendaraan di dalam kapal. Jika tidak mau kehabisan tiket kelas ekonomi, dan tiket masuk kendaraan datanglah lebih awal, setidaknya 2 jam sebelum jadwal keberangkatan, atau kamu akan mendapatkan tiket dengan kelas bisnis atau membeli tiket dari calo.






Jarak Banda Aceh menuju Sabang adalah 17 mil, atau tepatnya kurang dari 2 jam perjalanan dengan kapal lambat ini, saya sarankan membawa kendaraan jika ingin leluasa bepergian di kota Sabang yang jarak tempuh ke tempat tujuan wisata lumayan jauh dari pelabuhan atau kota.
Di atas kapal kami memilih berada dibagian belakang kapal yang terbuka, selain ingin foto-foto, saya dan teman-teman memang tidak menyukai berada didalam, buat kamu yang ingin puas-puas memandang lautan, ingin merokok, foto-foto, kamu berada ditempat yang tepat. Jika anda tak ingin kulit bertambah hitam, atau kamu ingin istirahat, didalam juga cukup nyaman kok.

Atau jika beruntung seperti kami, yang dalam perjalanan pulang sebelumnya berkenalan dengan sang Kapten Kapal, kamu bisa diajak sang Kapten KMP untuk duduk di anjungan kemudi, melihat awak kapal mengendalikan kapal, duduk sambil ngobrol dengan dengan si Kapten, disuguhi minum, menikmati musik dari keyboard, berfoto-foto didalam anjungan dan berfoto leluasa disisi kiri kanan kapal, atau bergaya ala Rose and Jack di film Titanic diujung depan kapal :)

 
Tiba di Pelabuhan bebas Sabang, bagi anda pemilik kendaraan, bersiaplah mengeluarkan uang Rp. 1.000 karena ketika keluar akan ada petugas Dinas Perhubungan yang akan memberikan selembar kertas ketika anda keluar dari Pelabuhan. Sebenarnya tertulis Rp. 300,- tapi saya tak mampu berdebat, hanya saja mulai mengalikan sisa uang Rp.700,- dikalikan dengan ratusan kendaraan perhari dikali satu bulan dikali satu tahun :) lumayanlah..

Ada tiga pilihan untuk anda jika ingin menginap di Pulau Weh ini, di Iboih, Gapang, atau di kota Sabang?
Kali ini kami memilih menginap di kota Sabang karena selain ingin bermain ke Kilometer Nol serta snorkeling di Iboih kami kebetulan saat itu ingin menghadiri turnament basket di kota Sabang dimana Hendra, pelatih basketku, dan Indra, teman se-tim yang seperti adik sendiri bermain di pertandingan tersebut.

Kota Sabang

Kami menginap di Losmen yang berada di kota atas seharga Rp. 130.000,- perkamarnya, dengan fasilitas kamar mandi, dispenser, AC, spring bed king size, lumayan kan?

Tergantung sih dengan isi kocek, karena pada intinya, bagi kami kamar hanya tempat meletakkan barang, mandi dan tidur dimalam hari, sejak pagi sampai jelang malam dipastikan kami masih berkeliling. Hari singkat benar-benar dimanfaatkan dengan baik lah istilahnya :)

Sabang Fair

Menikmati matahari tenggelam sambil ditemani jagung bakar ternyata nikmat juga, silahkan dicoba :)






Kilometer Nol

Kilometer Nol merupakan tempat perhitungan kilometer di Indonesia, disini terdapat Monumen yang menandakan bahwa Pulau Weh adalah bagian paling barat dari seluruh Indonesia. Sesekali dari jauh mata memandang, kita bisa melihat kapal asing melintas.




Ada cerita menarik ketika berkunjung ke Kilometer Nol ini, sebagai informasi di tempat ini banyak sekali monyet liar. Saran saya, berjalanlah santai dan jangan berlari jika dia mendekat.
Nah, jadi ceritanya kami meletakkan tas yang tak beresleting di motor, tas itu berisi baju ganti, handuk dan perlengkapan mandi kami untuk snorkeling di Iboih. Didalam tas itu ada satu t-shirt baru yang masih terbungkus cover plastik milik salah satu teman, baju tersebut merupakan titipan yang harus diberikan seseorang di Sabang. Setelah memarkirkan kendaraan roda dua, kami melihat-lihat keadaan sekitar dan menuju tugu Kilometer Nol, ketika menaiki tangga, tanpa disadari, monyet-monyet mendekati kendaraan roda dua dan t-shirt baru yang masih berplastik itu berhasil ditarik dari tas dan dibawa lari monyet!! lumayan menyedihkan karena suasana menjadi haru biru atas tragedi itu hehe



Jadi pesan moralnya adalah jangan tinggalkan barang apapun di kendaraan roda dua anda!! t-shirt itu sendiri akhirnya kami temukan tersangkut di pinggiran akar, dan hampir jatuh di laut, si t-shirt selamat dengan plastik yang sudah robek, mmh..monyet itu mungkin lapar dan mengira t-shirt berwarna merah terang itu adalah makanan.



Iboih - Pulau Rubiah
 
Setelah Kilometer Nol kami langsung beranjak ke Iboih, jika mau melihat terumbu karang yang lebih  indah, menyeberanglah ke Pulau Rubiah, dengan membayar Rp. 100.000, anda bisa menyeberang dengan boat mesin yang bisa memuat 5-10 orang. Jangan lupa sebelum menyeberang sewalah fin, kacamata, dan life jacket (buat yang tidak bisa berenang) untuk perlengkapan snorkeling, yang satu paketnya bisa kamu sewa sekitar Rp.40.000,- sampai Rp. 45.000,-.






Oh ya, jangan lupa untuk men'charged' penuh baterai kamera atau handycam, karena disini banyak view indah untuk anda yang ingin mengambil gambar atau ber narsis ria.
Jangan lupa juga bekali diri dengan makanan dan minum yang cukup, karena akan lebih mahal membeli disana.


Untuk perjalanan kali ini, dimana kami tiba jum’at sore dan kembali minggu siang, tapi kami bisa mengunjungi beberapa tempat sekaligus seperti
berkeliling kota Sabang dan menikmati Sunset di pinggiran Sabang Fair, Kilometer Nol, Iboih, Pulau Rubiah, Jangan lupa 2 jam sebelum kapal berangkat, anda harus tiba di Pelabuhan Bebas Sabang untuk mengantri tiket, mengulang dari cerita saya diatas, jika tak mau membeli tiket kelas bisnis atau membeli dari calo :)

Thanks for my girlfriends, Poetri and Liza for the trip!!
Saya akan datang kembali, mau bareng??

12 June 2009

3 months


Ketika baru beberapa hari tiba di Banda Aceh, suatu malam bertemu dengan seorang teman, yang juga jurnalis untuk salah satu media nasional, dia mengucap selamat atas pekerjaan baru saya ini.

“I bet you will give up after three months worked,” katanya
“will see, bang,” jawabku


Sudah tiga bulan berlalu,dan… saya tersenyum mengingat kata-katanya :)

18 May 2009

Ingatan Tentang Sabang

Tepatnya tahun 1991, saat liburan sekolah, kami sekeluarga diajak Bapak liburan ke Sabang. Saat itu saya masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar, saya juga masih ingat nama kapal yang membawa kami menyebrang ke Sabang, KMP Gurita! Ya ferry itu bernama KMP Gurita, ferry yang kemudian tenggelam pada 19 Januari 1996 karena diduga kelebihan muatan. Saya juga masih ingat saat itu kami menginap di Hotel Holiday Inn yang berada dikota Sabang, kemudian kami mengunjungi Iboih. Saya sangat terkesan dengan perjalanan itu, liburan sambil menyempatkan bertemu dengan sepupu mamak saya. Tak terbayangkan akan kembali lagi.

Ternyata saya kembali lagi mendatangi Sabang pada tahun 2005, hanya beberapa bulan setelah tsunami melanda Aceh, Gapang menjadi tempat peristirahatan saya dan beberapa teman-teman yang sama-sama bekerja untuk masa tanggap darurat. Liburan, snorkeling, menatap bulan dan bintang dipinggir dermaga dimalam hari, membuat kesan mendalam di hati saya.. Sejak itu dipastikan saya menyukai snorkeling. Dalam perjalanan tersebut saya sempatkan juga bertemu sepupu mamak dan tercatat beberapa kali kembali dalam tahun yang sama.

Setelah 2005, kesibukan membuat saya tak pernah mengunjungi Sabang. Saya kehilangan kenikmatan memandang terumbu karang, ikan berwarna-warni, menatap bintang bersama deburan ombak dibawah langit Sabang., namun saya berniat akan kembali ke kota ini. Semoga..
This entry was posted in