01 August 2019

Memenuhi Relung Kehidupan Anak Dengan Peran Dan Teladan Terbaik


Pagi tadi sebagian orang tua murid dari sekolah Semut-Semut the Natural School berkumpul di lantai 2 gedung SD mengikuti quality time berupa refleksi dan penguatan diri bersama Coach Karakter Positif yaitu Kak Acun.

Kelas parenting bersama kak Acun ini bukanlah yang pertama yang saya ikuti, kurang lebih dua tahun lalu saya juga pernah mengikuti kelas privat bersama beliau, kenapa privat? Karena kelas yang saya ikuti adalah kelas berbayar dan kebetulan pesertanya tidak banyak, jadi komunikasi kami mengenai masalah-masalah dalam pengasuhan anak lebih intim. Materi 3 hari juga dapat diselesaikan dalam 2 hari saja. TOP.

Saya bersama anak-anak di acara disekolah

Kali ini para orang tua dari level PG sampai SMP mendapat undangan untuk menghadiri kelas parenting bersama kak Acun, dan gratis! Ah saya rasa ini waktu yang tepat untuk mengikuti kelas penguatan diri ini lagi.

Kelas dimulai dengan menjawab yel-yel apa kabar khas sekolah Semut-Semut, kegiatan motorik halus yaitu Kak Acun meminta kami menggerakkan jari-jari tangan. Jari kelingking dan jari manis dirapatkan dan diregangkan dari jari tengah yg juga dirapatkan dengan jari telunjuk. Kiri dan kanan diulang-ulang.
Kemudian tugas pertama hari itu adalah kami mengambar dengan tangan kanan dan kiri, hal ini untuk mengaktifkan otak kiri dan kanan, karena kebiasaan kita yang sering hanya menggunakan salah satu tangan.

Kak Acun ingin memastikan kami siap berkonsentrasi dan para peserta happy menerima kelas penguatan diri hari ini.

Setelahnya kami bertepuk tangan bersama. Disini kak Acun meminta kami juga memastikan kami memperhatikan cara anak-anak dirumah bertepuk tangan. Pastikan tiap-tiap ujung jari bertemu ketika bertepuk tangan, ketika jari-jari kiri dan kanan bertemu saat bertepuk tangan dapat melatih otak dan mempengaruhi perkembangan daerah otak dan lainnya. Maka jika tepuk tangan tidak beraturan kemungkinan ada gangguan motorik halus.

Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil seperti yang ada di tangan dan pergelangan tangan. Keterampilan motorik halus diperlukan untuk terlibat dalam gerakan yang lebih kecil dan lebih presisi, biasanya menggunakan tangan dan jari.

Karena kelas cukup panjang maka ada beberapa poin penting akan saya rangkumkan yaitu;

1.       Contoh yang baik.
seorang bayi yang baru lahir membutuhkan orang tuanya, dan orang tua merupakan contoh bagi anak-anak. Anak-anak akan meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tua. Mulai dari cara berkomunikasi, tingkah laku, kebiasaan sehari-hari, semua hal itu tercatat dalam memori anak.
Orang tua juga tidak boleh memaksakan keinginan tanpa melihat psikologi anak. Ada kasus anak usia 8 tahun yang mampu menghafal Al-Quran juz 30. Kebanggan bagi orang tuanya namun ternyata secara psikologis beberapa anak merasa tertekan dan stress.

2.       Bahagia.
Orang tua yang bahagia dapat mempengaruhi psikologis anak. Anak tumbuh menjadi anak yang positif dan bahagia juga. Oleh karena itu bahagiakan diri anda dulu. Jika orang tua tidak bahagia akan mencari cara untuk melampiaskan rasa tidak bahagianya kepada anak dan orang lain.

3.       Pelukan.
Peluklah anak setiap hari. Terutama sebelum tidur, temani anak tidur sambil ucapkan kata-kata positif dan peluk mereka. Tidak ada batas usia untuk memeluk anak, anak tidak pernah terlalu besar untuk dipeluk. Pelukan bermanfaat untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak.

4.       Membuang racun/ toksin.
List kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat kepada anak kita, semakin panjang listnya semakin bagus. Apakah kita pernah marah, kurang sabar, tidak bisa mendampingi ketika anak membutuhkan?
Ingatlah selalu bahwa anak kita sudah tumbuh menjadi anak hebat dan kita terpilih untuk diberikan amanah mendampingi dan membesarkan anak kita.  

5.       Refleksi Diri.
Sering kesal jika melihat anak yang mudah marah, atau sering marah-marah? Atau anak yang berbohong? Apakah kita pernah melakukan kedua hal tersebut didepan anak kita?. Ingatlah anak adalah peniru yang baik.

6.       Jadi pendengar yang baik.
Berikan waktu kepada anak untuk bercerita, untuk didengarkan. Jadikan orang tua sebagai tempat anak untuk bercerita, menjadi tempat pertama anak berkeluh kesah dan menceritakan segala masalah dan mengungkapkan rasa bahagianya. Kalaupun orang tua bekerja sebelum tidur sempatkan medengarkan keluh kesah anak-anak disekolah maupun dirumah.
Contoh kasus; ada orang tua yang selama ini bekerja dan punya sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya. Anak ternyata lebih sering bercerita kepada temannya, dan sangat kehilangan ketika temennya sakit karena tidak bisa bercerita. Alasannya lebih memilih bercerita kepada teman karena Ibunya sering tidak bisa ada ketika dia ingin curhat.

7.       Afirmasi.
Jika punya keinginan/ nasehat yang ingin disampaikan agar anak merasa mampu dan bisa.
Misal; agar anak mau tidur dikamar sendiri, bisa diafirmasi/ disampaikan sebelum tidur sebanyak 7x dengan tenang , 7 adalah jumlah ayat dalam Al-Fatihah, dan biasanya jika disampaikan sebelum tidur dan keadaan anak kondisi syarafnya baik dan otak kanan maupun kirinya seimbang maka pesan tersebut akan lebih mudah diterima.

8.       Sabar
Belajar sabar dan menahan diri dari emosi karena anak melihat contoh dari orang tuanya


Nah biasanya disetiap kelas penguatan diri bersama kak Acun pasti terjadi pertumpahan air mata, minimal dua kali lah kak Acun berhasil membuat orang tua mencucurkan airmata sambil merenung dan mengingat perjalanan hidup bersama anak-anak. Apa dan bagaimana materinya? Nah mungkin untuk yang belum pernah hadir jangan lupa untuk meluangkan waktu di kelas-kelas yang akan datang mumpung kelas penguatan diri ini gratis. Hehe…

Di akhir acara, Kak Acun meminta kami menuliskan doa pada selembar kertas yang telah dibagikan. Kemudian kertas  tersebut kami bawa pulang dan oleh saya ditempel di kamar anak-anak hehe..

Kertas bertuliskan doa saya pada Kelas Penguatan Diri

Bagi saya yang mempunyai anak usia 8 tahun dan 5 tahun ini,  kelas penguatan diri sangatlah penting. Anak-anak yang makin tumbuh justru membutuhkan pendampingan dan perhatian lebih ekstra. Kak Acun juga mengingatkan kembali bahaya gadget dan internet bagi perkembangan anak, anak-anak harus selalu mendapat pendampingan. Sudah banyak kasus anak yang kecanduan gadget, orang tua juga memberi contoh dengan membatasi penggunaan gadget. Sekuat-kuatnya atau setahan-tahannya anak menggunakan gadget namun tubuh anak mempunyai batas terhadap radiasi dan efek negatif gadget tersebut.

Akhirnya saya ingin menyampaikan bahwa jangan pernah lupa menghadapi anak-anak dengan diiringi doa dan kesabaran yang tidak pernah putus. Orang tua juga harus tegas terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati. Seperti tujuan awal, bagi saya kelas ini dapat melepaskan segala toksin/ racun yang selama ini tersimpan ketika menghadapi anak-anak serta menetapkan kembali tujuan awal dalam mendidik anak-anak di era milenial ini.