04 November 2011

Menjadi Single-Mother untuk Sementara

Setelah 2 bulan kelahiran Diandra, saya memutuskan kontrak kerja dari pekerjaan. Sedang suami yang sebelumnya sedang rehat setelah menyelesaikan kontrak kerja di salah satu NGO sudah mulai meng-apply beberapa posisi pekerjaan baru.

Dan Alhamdulillah bulan ini kami menerima kabar bahwa suami mendapatkan posisi yang bagus untuk karirnya tapi pekerjaan yang ditawarkan adalah salah satu negara yang masih dilanda konflik, di Afghanistan! yak, bukan hanya beda propinsi namun juga beda benua.

Salah satu konsekuensi yang harus saya terima juga adalah saya dan Diandra harus bertemu Bapaknya setiap 3 bulan sekali, tiap 3 bulan sekali suami saya diberikan izin dan dibiayai perjalanan untuk pulang ke Indonesia. ya selama 1 tahun ini kami akan bertemu setiap 3 bulan saja.

Berfoto sebelum suami berangkat ke Bandara

Jujur saja keadaan ini tidak membuat panik, karena setelah suami berangkat ke Afghanistan nanti, saya memutuskan tinggal bersama orang tua, mungkin ada banyak istri diluar sana yang hanya ditinggal dengan anak dan asisten rumah tangga misalnya. Lagipula, Diandra masih berusia 3 bulan, belum cukup paham dengan keadaan ini, jadi saya mendukung suami mencari rezeki dan nafkah untuk kami dengan tidak misuh-misuh atau bersedih hati. Saya pikir ini semangat yang dibutuhkan suami demi masa depan dan tabungan keluarga hehe, sisanya saya hanya bisa berdoa agar suami diberi kemudahan, kelancaran, dan keselamatan dalam bekerja di negara orang. Amiin

02 October 2011

Family - Our 1st Anniversary



Alhamdulillah, sudah setahun perjalanan pernikahan saya dan suami tercinta, dan kami sudah dikaruniai seorang putri yang lucu. Kami meayakannya di rumah Bandung bersama keluarga dekat saja, semoga Allah menjadikan kami pasangan sakinah, mawaddah warahmah, amiin







15 September 2011

Naik Pesawat Bersama Bayi - Back to Work :D

Setelah melahirkan, cuti selesai..saya pun harus terbang ke Jakarta untuk bekerja kembali. Sementara kami akan tinggal di Bandung dulu, dan saya pun akan bekerja Bandung-Jakarta PP.

Agak was-was sih membawa bayi yang berusia 2 bulan ini terbang, browsing dan tanya sana-sini, katanya sih tergantung keadaan bayi, kebanyakan sih mengatakan tidak ada masalah :)

Terbanglah kami bertiga. Saya, Suami dan Diandra. Ternyata banyak kemudahan membawa bayi berusia 2 bulan ini, hidupnya masih diseputaran tidur dan nenen!

2 jam perjalanan udara kami lewati dengan lancar..Alhamdulillah tiba di Jakarta :)

Saya dan Diandra tiba di Bandara Soetta







Tips Naik Pesawat Dengan Bayi Dibawah 6 Bulan :

1. Cari penerbangan terpagi, biasanya bayi masih tidur, kalaupun bangun cuma karena haus dan tidur lagi :)

2. Siapkan keperluan Ibu dan bayi dalam satu tas : tiket, dompet, HP. Keperluan bayi: popok sekali pakai (pampers), baju ganti bayi (antisipasi jika terkena muntah/kotor/basah), toiletres bayi (sabun cair antisipasi jika pup, minyak telon/minyak kayu putih, dll. Bisa minta suami bawakan kalaupun harus terbang berdua bayi, bawa tas (diaper bag) yang multifungsi dan bersahabat. Saya pribadi memilih jenis diaper bag berbentuk ransel dengan banyak kantong dan sekat sehingga gampang mengisi berbagai keperluan dan gampang pula mengambilnya jika membutuhkannya.

3. Memakai pakaian ternyaman dan fleksibel untuk menyusui. Untuk bayi juga pakaikan pakaian yang nyaman, tak perlu terlalu tebal apalagi untuk penerbangan domestik namun  siapkan jaket serta topi jika dingin atau tiba-tiba hujan. 

4. Pakailah gendongan bayi yang ternyaman dan paling fleksibel sesuai karakter masing-masing. Ada yang betah dengan baby wrap, baby carrier, baby sling, ada yang nyaman dengan gendongan kain panjang, so up to you..

5. Susui/ berikan susu  kepada bayi setiap take off dan landing untuk mengurangi tekanan udara. Sebagian bayi memerlukan earmuff atau menaruh kapas di telingan bayi, tapi saya tidak memakaikan dan alhamdulillah bayi tidak rewel.

6. Pilih tempat duduk di lorong, agar gampang keluar masuk dan tidak mengganggu penumpang lain jika butuh ke toilet atau bayi rewel dan butuh berjalan-jalan.

7. Apabila tiba di tujuan, jangan buru-buru keluar turun dari pesawat kecuali memang posisi memungkinkan untuk keluar duluan.

8. Jangan ragu meminta bantuan kru pesawat/ penumpang lain jika membutuhkan, biasanya kebanyakan orang-orang akan sangat  baik/membantu jika melihat kita terbang bersama bayi :)


16 August 2011

Imunisasi Pertama Diandra

Genap satu bulan, Diandra harus Imunisasi lagi. Kamipun kembali datang ke Rumah Sakit Stella Maris, Medan  tempat Diandra lahir. Tahapannya adalah, Pemeriksaan Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala, baru deh Imunisasi :)

Diandra ditimbang badannya

 Berat Badan Diandra 2 bulan

 Diandra diukur tinggi badannya

Diandra diukur lingkar kepalanya

Tidak menangis saat diimunisasi oleh DSA nya

Alhamdulillah berat badan Diandra dari semula 3,86 kg (susut dari 3,93 kg)  naik menjadi 5,46 kg! Naik 1,6 kg! Tinggi Badannya lahir 52 cm bertambah menjadi 57 cm, Lingkar kepala 36 cm menjadi 38 cm! Subhanallah, dia hanya minum ASI tapi dahsyat sekali efek ketubuhnya. Detik itu saya berjanji akan menyusui Diandra sampai minimal 2 tahun. Insya Allah!


 Siap-siap pulang

 Diandra tidur lelap setelah imunisasi

20 July 2011

Kelahiran Bayi Pertamaku !

11 Juli 2011, Dokter SPOG menyarankan untuk masuk Rumah Sakit karena sudah melewati perkiraan waktu lahir, yang berarti saya akan melahirkan melalui Sectio (operasi). Padahal saya sangat ingin melahirkan normal, seperti Mamak saya dan ibu-ibu lainnya dan merasakan juga kemudahannya. Malamnya saya masuk Rumah Sakit Stella Maris di Medan, menginap untuk melakukan serangkaian tes dan agar beristirahat untuk persiapan melahirkan. 

12 Juli 2011, paginya saya katakan kepada DSOG saya untuk mencoba induksi, siapa tahu bisa normal, tapi sudah sehari semalam saya di RS tak jua ada pembukaan, saya minta menunggu lagi namun DSOG menyatakan tak mau menunggu karena tidak mau mengambil resiko..esok paginya saya masuk ruang operasi, sectio!

saya saat di induksi di Rumah Sakit
Takut? Tidak..jika melahirkan normal saja saya siap mengapa operasi saya takut? saya minta ke perawat agar suami saya masuk, namun saya dengar dokter tidak mengizinkan, padahal sudah di siapkan handycam untuk mengabadikan, agak kecewa sama bu Dokter :(

13 Juli 2011, Ayat kursi, Fatihah saya baca..deg-deg an membayangkan? sehatkah dia? bagaimana rupanya nanti? kemudian perawat izin untuk membiusku, bius disuntikkan..saya teruskan membaca Ayat Kursi, namun hanya sampai di Bismillah..selanjutnya lupa..olaalaa ternyata si obat bius sudah bekerja sehingga perlahan lahan sudah tidak ingat bacaan apapun haha

Saya rasakan perut bergoncang-goncang, saya nikmati, sambil membayangkan pisau bedah dan bayi yg akan dikeluarkan..dan...suara tangis membahana...! Subhanallah..kencang sekali tangisnya, pasti dia sehat..dan kuat!!

Air mata saya pun tiba2 saja mengalir..bahagia, lega, haru!!
"laki-laki atau perempuan? sehatkah? lengkapkah? ..", tanya saya
"perempuan bu..Ibu ga denger tangisnya kencang kali, sehat bu!", jawab perawat sambil menghapus air mata di wajah saya.
" IMD IMD..saya mau IMD..jangan dimandikan..", kataku.
Setelah proses menjahit selesai, aku dikeluarkan dan bisa melihat bayi ku yang sudah dibersihkan sekedarnya, kami akan melakukan Inisiasi Menyusui Dini ( IMD)!
Deg2..Subhanallah dia cantik,putih, sehat,montok, chubby, dan rambutnya tebal!
Alhamdulillah Alhamdulillahirrobbil Alamiin

Diandra Agung Pratistha

Diandra beberapa menit setelah kelahiran
Bayi itu sudah kami tunggu untuk dilahirkan dan diberi nama..Diandra Agung Pratistha, anaknya Ibu Sri Maryati Habibah dgn Bapak Hilman Agung :)
Cahaya, Ratu, Agung, mampu berdiri sendiri, ya..itulah harapan kami nak :)

Aktivitas pertama yang dilakukan Diandra adalah IMD, tanpa pakaian, tubuhnya diatas tubuh saya, rasanya amazing, melihat dia perlahan merangkak naik menuju payudara, sekejap saya merasa didunia ini hanya ada saya dan Diandra, maaf ya suamiku sayang..kamu kan masih nunggu diluar hehe..
 
and she's so smart! Hanya beberapa menit saja dia mulai bergerak mencari puting, kalau saja perawat tak terburu-buru, dan sibuk mengarahkan..proses itu akan lebih indah! Tak sampai 30 menit bayi saya diambil, katanya pasti segera diantar ke kamar..karena aku ingin ASI Eksklusif.


ASI Tak Keluar

Mama dan Diandra
Hari Pertama, semua kelihatan bahagia, suami mencium kening saya ketika saya keluar dari ruang operasi, tanda luapan bahagia.  Mamak Bapak yang sumringah melihat Diandra yg katanya langsung diperlihatkan ke ruang tunggu tadi. Suami juga sempat dipanggil untuk meng adzankan Diandra, terharu katanya! Reaksi pertama yang keluar ketika melihat Diandra adalah, she look like her father!! :D
Kami pun berkumpul dikamar menunggu Diandra masuk dan amazing melihatnya ketika suster membawa kekamar.

Bapak dan Diandra
Kekhawatiran lain muncul. ASI belum keluar! pdhl ketika saya susui dan coba berikan puting, Diandra asyik langsung menghisap..luar biasa instingnya, namun ASI mamanya belum keluar..saya sedih bukan kepalang..sedikit stres, jelas..namun tetap bertahan, sampai 3 hari dia bisa kataku..*batinku*

Sampai sore masih aman, mulai malam Diandra menangis, hampir sepanjang malam, kencang, bolak balik perawat masuk menawarkan  susu formula (sufor), tambah stress, kesal, bukannya membantu melancarkan ASI..malah bikin stresss

Hari Kedua, usaha kembali dilancarkan..molocco, susu UHT, aku minum, stress masih ..untunglah ada suster yg membantu pijat payudara, namun belum juga keluar..huuff, Diandra nangiss teruss hiks sediihh sesak dada saya..

Hari itu saya coba mencari donor ASI..ga dapet..ada temen dari AIMI Sumut yg memberi konseling, memberikan banyak informasi, mengajarkan tekhnik pelekatan yang benar, sangat membantu! Namun masih stress dan panik bukan kepalang,belum lagi dorongan pihak luar untuk memberi sufor krn hari kedua Diandra demam tinggi dan kuning!! bilirubin cukup tinggi yang menurut DSA karena kurang cairan.

DSA menyarankan terapi sinar dan cairan susu formula (sufor), karena ASI msh blm keluar.. Diandra pun harus berpisah ruangan dengan saya. Dengan berat hati saya izinkan..dengan syarat ketika pemberian cairan sufor harus diberikan dengan sendok, agar kelak dia tak bingung puting.

Sambil menangis saya tetap memompa, payudara bengkak, ASI belum keluar, sakiit.. tetap juga melakukan pemijatan payudara, perlahan berhasil, ASI keluar tetes demi tetes sedikiiit sekali, dibantu perawat, suami yang terus membantu kompres dan pemijatan, saya mulai bisa menampung ASI yang diperah dengan pompa ASI yang sudah saya beli sebulan sebelum melahirkan. Saya coba perah karena payudara membengkak, sambil sesekali dikompres dan setiap 2-3 jam suami mengantarkan ASI perahan yg berwarna kuning ke ruang bayi. Suami juga tetap menguatkan saya, menenangkan agar saya tidak stres dengan situasi yang ada.

cairan emas colostrum ASI hasil perahan
Meski Diandra telah diberi susu formula, namun tetap mendapatkan sedikit ASI tetesan pertama yang berwarna kuning kental,  walau sedikit tapi aku mengumpulkan tetes demi tetes yg kuperah dengan menahan sakiiit..agar anakku tetap mendapatkan hak nya!
Mama coba yang terbaik nak, the best for you my dear..:')

Hari Ketiga Diandra sudah keluar dari ruang terapi sinar, Diandra mulai bisa menyusui dengan benar, aku juga mulai tenang, tetap memompa.

16 Juli 2011, kami keluar RS, sampai dirumah Diandra tetap saya susui, berharap bisa terus merangsang agar ASI lancar.. dan benar! Saya buang sekaleng sufor yg dibawa dari RS..dan Diandra tetap menyusui langsung dari saya..Alhamdulillah!

Diandra dihari ke tiga sudah berada dirumah
Diandra memang sempat mencicipi susu formula, tapi sekarang dia anak ASI, ASI yang saya perjuangkan sungguh untuk kesehatannya kelak, ASI yang pasti juga akan diperjuangkan seluruh Ibu didunia jika menyayangi anaknya dan mengetahui manfaatnya.

Semua kesalahan, kekurangan, menjadi pacuan kepada saya untuk menambah ilmu, alhamdulillah sekarang ASI lancar dan melimpah. Semoga Ibu-ibu lain tidak menyerah dengan susu formula begitu saja! Kurangi stress, ikuti kelas-kelas menyusui ketika hamil termasuk mempelajari tekhnik pelekatan yang benar.

Sehat..sehatlah nak..Bapak dan Mama sayang Diandra!!!

28 February 2011

Kuliner - PIA apple pie, Bogor



Akhir pekan kali ini, saya dan suami memutuskan untuk jalan jalan ke kota hujan, Bogor. Banyak kuliner enak disana, dan kali ini kami singgah ke Pia Apple Pie! baru sadar juga kalau Pia ini ada cabangnya di Jakarta loh hehe

 

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu menyukai makanan manis, tapi ternyata ada pilihan pie yang berisi sayuran juga! jadilah suami memesan apple pie dan saya memesan pie berisi sayuran dengan taburan keju diatasnya.


Bagaimana rasanya? enak! saya juga mencicipi apple pie nya dan tanpa saya sangka saya menyukai apple pie iniii! kulitnya gurih dan apple jam nya tidak terlalu manis, pas banget!
Untuk porsi keci apple pie lumayan mengenyangkan untuk dua orang, tapi tidak untuk ibu  hamil seperti saya ya :D







Oh iya, sebagai penutup, toilet disini bersih banget, apalagi buat ibu hamil yang kemana mana penting banget buat mendapatkan toliet bersih, maklum hehehe
Ayo yang ke Bogor wajib mampir yaak


21 February 2011

Kuliner - Rumah Sosis, Bandung




Mumpung masih di Bandung, kita jalan-jalan mencari kuliner lagi nih. Nah yang ini sekarang lumayan terkenal di Bandung, namanya..Rumah Sosis! Hampir semua menu makanan disini merupakan olahan sosis rumahan, tempatnya cozy dan ada arena bermain untuk anak.