21 May 2017

Curhat untuk Pengemudi Taksi Online

Siapa diantara kalian yang belum pernah mencoba jasa taksi online? tentunya sebagian besar pernah pastinya. Saya termasuk salah satu pelanggan awal yang menggunakan jasa taksi online. Selain sistem yang lebih efisien dan biaya yang lebih murah, ditambah kekecewaan atas menurunnya pelayanan taksi biasa waktu itu membuat saya memutuskan untuk beralih ke taksi online.
 
Aplikasi taksi online (sumber: numrush.nl)
Sebagai seorang Ibu dari 2 orang anak yang sering ditinggal Bapaknya anak2 tugas keluar kota, suami dan saya mempercayakan taksi online sebagai transportasi sehari-hari ketika saya tidak menggunakan kendaraan pribadi. Kenapa mobil bukan ojek? Karena anak saya 2 orang, tentunya tidak mungkin menggunakan 1 ojek, tidak aman dan tidak sesuai standar kelayakan mengemudi  pasti ya. Waktu itu Uber belum menerima pembayaran secara langsung namun hanya bisa dengan kartu kredit. Tulisan ini sendiri sebenarnya hanya curahan hati (curhat) selama bertahun menggunakan jasa Uber. Saya harap tulisan bisa menjadi masukan para pengemudi taksi online, pelanggan jasa taksi online terutama Uber (karena selama ini saya hanya menggunakan Uber) maupun Uber sendiri.

Kartu Kredit atau Tunai?

Saya sedih sekaligus kecewa jika ditolak oleh driver Uber karena diketahui bakal memakai kartu kredit sebagai metode pembayaran, untuk diketahui bapak-bapak pengemudi uber nih kenapa saya memilih memakai kartu kredit (dalam hal ini saya menggunakan kartu kredit suami saya) sebagai metode pembayaran: 
  1. Ini adalah pilihan pembayaran sah dari sistem Uber, sebelum Uber sebesar sekarang, Uber hanya memberlakukan sistem pembayaran via kartu kredit saja. 
  2. Agar suami saya bisa ikut memantau perjalanan saya, setiap selesai menggunakan Uber, suami juga menerima laporan penggunaan kartu kredit beserta bukti perjalanan saya, tentunya agar lebih mudah memantau jikalau terjadi sesuatu ( Insya Allah jangan sampai deh).
  3. Kami tidak setiap saat memegang uang pas, begitupun anda para pengemudi. Jadi solusi yang kami berikan adalah dengan memberikan uang pas via kartu kredit. Pengalaman saya pernah memberi uang besar eh si driver tidak ada kembalian, terpaksa urusan jadi lama karena bapak pengemudi pasti minta uang pas saja kan?. Pernah juga nih ..saya naik kendaraan online roda dua, biaya hanya 15rb tapi karena dia ngga punya kembalian saya beri 50rb, saya bilang nanti antarkan kembaliannya kerumah jika ada trip didekat rumah saya, tapi nggak muncul2 sampe sekarang.  Kalau pada akhirnya saya ga minta kembalian karena pengemudinya ga punya kembaliannya juga sering, ya itung-itung tip lah, sebagian besar sih saya ikhlas karena pengemudinyanya ramah dan mengemudikannya enak, sebagian kecilnya ya gimana ya..ngasih lebih tapi hati mangkel karena pengemudinya mukanya flat tidak ramah dan mengemudinya ga enak. Memang pak, keliatannya kita jadi ngutang ya untuk bayar bapak? Tapi Maaf pak kalau d dianggap begitu karena ini adalah pilihan yang kami ambil dari Uber demi mencapai solusi yang menurut saya baik dan lebih aman. Jangan salah ya pak, jikalau drivernya ramah apalagi musim promo saya juga pernah memberi tip..tapi ini jaraaang banget terjadi ..karena kalau musim promo driver mikirnya kita pesen Uber karena ngambil promo doang. Tapi masih banyak driver yang tetap ramah mempertahankan SOP kepada penumpang, semoga Allah swt membalas kebaikan anda dengan rezeki berlimpah, aamin.
Nah ketika tanggung jawab kami membayar via kartu kredit dibayarkan, selanjutnya pihak Uber nih selaku pihak pertama yang harus melunaskan kewajiban pembayaran kepada pengemudi Uber dengan tepat waktu. Karena saya sering mendengar curcol dari bapak-bapak pengemudi alasan mereka keberatan dengan penggunaan kartu kredit dalam metode pembayaran adalah terlambatnya pembayaran setiap minggu yang mereka terima dari pihak Uber.  Jadi yaa ngenes juga mendengar curhat bapak-bapak pengemudi sementara kami sudah menunaikan kewajiban kami membayar  namun ternyata pihak Uber tidak tepat waktu membayarkan kewajiban kepada pengemudi, imbasnya kami-kami sebagai pemakai kartu kredit harus ditolak atau mendapat perlakuan tak ramah malah sering sekali mendapat rating kecil setelah perjalanan berakhir.

Pemberian Rating
                                                                          
Nah bicara tentang rating, masing-masing pengemudi atau penumpang kan bisa memberikan rating ya, jujur saya sendiri hampir tidak pernah memberi rating untuk pengemudi dibawah 4, paling sering 5, silahkan cek aplikasi saya! Dan sebenarnya kami selaku penumpang tidak merasa berpengaruh ya dengan rating yang bapak pengemudi berikan kepada kami, karena kami tidak menerima bonus dari pihak Uber. Kemungkinannya adalah  kami ditolak oleh pengemudi dari pihak lain yang melihat rating rendah kami, tapi ya selama ini saya berusaha bersikap baik, memberikan rating proporsional, rating bintang minimal 4 bahkan 5 jika saya merasa nyaman dan diperlakukan ramah.
Pernah ada kejadian nih, saya naik Uber..ketika selesai tiba ditujuan saya siap memberikan rate 5 karena pengemudi saya nilai baik menjalankan tugasnya, memang saat itu anak2 berisik banget tapi ya masih sewajarnya anak-anak. Tapi ternyata didepan mata saya si Bapak memberikan saya rate bintang 1, waduh sedihnya..saking kesalnya saya langsung saja balas beri rate 1..rate yang hanya saya berikan jika mendapat perlakuan tidak baik, itupun seumur-umur hanya 1 kali ( moga-moga tidak terulang lagi).
Pernah juga setelah perjalanan rating saya turun drastis padahal saya sudah memberikan rating maksimal, disitu saya merasa...
Nah jika anda terlanjur memberikan rating tinggi tapi pengemudinya malah tidak menghargai kita, jika ingin merubah rating anda untuk pengemudi silahkan buka rating via email Uber Receipt yang dikirimkan Uber.

Uber sendiri pastinya punya SOP dalam melayani penumpangnya ya, oleh karena itu saya dengan membawa anak kecil ingin merasa aman, makanya memilih menggunakan kendaraan yang aman seperti Uber..ingin dimengerti ketika anak-anak yang fitrahnya polos, suaranya berisik, banyak tertawa, kadang menangis, rewel, inginnya sih saya tetap dilayani senyaman dan sebaik mungkin.

Nah bicara tentang pengalaman rating bintang 1 yang saya berikan kepada pengemudi adalah ketika saya bersama anak-anak mengorder Uber hendak kerumah sakit. Dari awal saya merasa sedikit tidak enak, awalnya dia mengklakson panjang mobil yang sedang belajar mengemudi, kedua dia mengintip lewat spion tengah seperti panik dan kesal ketika anak saya buang ingus ( saya memakai kain untuk membersihkan ingus anak saya) dan tidak mengotori mobilnya sedikitpun. Nah setengah perjalanan dia mematikan AC dan membuka kaca, saya tanya ada apa? Dia bilang,bau! ada yang kentut ya?” saya refleks menjawab “saya tidak kentut” tapi kemudian saya tanya anak-anak, dan yang kecil berusia 3 tahun menjawab “adek kentut ma”
Oh iya mas anak saya..saya bilang begitu. Satu dua menit saya biarkan dia mematikan AC dan membuka kaca, bbrp menit kemudian anak saya mulai kepanasan (saat itu cuaca panas sekitar jam 11 siang), saya minta kembali untuk dinyalakan, “mas minta tolong dinyalakan dong” eh dia menolak, “enggak, bau” katanya. Betapa shock saya mendengar kata2nya. Anak saya terus mengeluh panas. Pengemudi juga terlihat tidak sabar dengan mengklakson panjang mobil yang jelas2 macet. Saya sabar saja karena menghindari tindakan yang takutnya akan mengancam dan membuat kami bertambah tidak nyaman. Untungnya sudah hampir dekat. Ketika sampai saya tidak ucapkan terimakasih yang saya pikirkan hanyalah turun. Yang saya lakukan setelahnya adalah rate bintang 1 dan lapor ke Uber via Uber Help
Walaupun Uber membalas laporan saya dengan mengatakan akan memberikan sanksi kepada pengemudi dan memberi kompensasi kredit/voucher sebesar 10rb rupiah, namun trauma yang saya dapatkan hari itu tidak akan tergantikan. Beberapa saat setelah itu, ketika memesan Uber saya sangat selektif dengan melihat rate pengemudi, saya juga berusaha screenshot identitas Uber ketika naik Uber just in case pengemudinya bermasalah, sehingga saya bisa forward identitas pengemudi atau kendaraan saya kepada teman atau saudara terdekat jika terjadi sesuatu.

Promo atau Peningkatan Pelayanan?

Kemudian masalah promo nih, sebagai penumpang..tentunya kami bersyukur dengan adanya promo-promo seperti ini. Sebenarnya, saya sendiri suka ngga sadar dengan promo-promo ini..lha promo atau ngga saya tetep pake Uber kok. Tapi ya itu kadang ada aja pengemudi yang tidak ramah, ogah-ogahan dan ngeluh, walau banyak yang tetap mengemudi dengan baik dan ramah. Saran saya kepada Uber, menarik pelanggan baru itu penting..tapi yang lebih penting adalah peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Kita dikasih harga promo tapi pengemudinya tidak bersemangat dan dirugikan itu untuk apa? Jika orang hanya naik Uber ketika promo doang tapi ngga muncul lagi untuk apa? Bagi saya sih tarif yang sesuai dibarengi dengan pelayanan pengemudi yang baik akan membuat saya dan mungkin pelanggan lainnya tetap setia memakai jasa Uber dengan atau tanpa promo.

Nah bicara tentang kesetiaan nih, saya juga punya pengalaman terbaik, yang paling berkesan bagi saya adalah ketika bertemu dengan salah satu pengemudi yang sangat baik, menelepon dengan sopan, membukakan pintu ketika naik dan turun mobil, berbicara seperlunya dan ramah, menyediakan tissue dan minuman mineral di mobilnya, tapi sayaang..cuma sekali dapat sopir seperti ini haha..
Tapi ya sebenarnya ngga susah mendapatkan rate 5 dari saya, menyapa ketika pelanggan masuk, bicara seperlunya, pasang wajah ramah jangan ketat banget deh, jangan ngebut, curcol boleh tapi sopan itu sudah cukup. Gampang kan ya..ga harus bukain pintu segala apalagi hormat bendera atau cium tangan ya mas (lebay haha) 😝

Pentingnya End Trip Bagi Pengguna Kartu Kredit

Kepada sesama pengguna Uber seperti saya jangan lupa pastikan pengemudi kita melakukan end trip ketika sampai tujuan. Karena pernah juga ada kejadian ketika si pengemudi kehabisan baterai HP sebelum sampai ketujuan  (bisa dilihat dari posisi map nya) dan tidak bisa melakukan end trip (saya tidak bisa memberikan rating). Tiba2 email laporan perjalanan saya tujuan akhirnya berbeda dan pembayaran saya naik 2x lipat, ketika saya konfirmasi si pengemudi minta maaf dan mau mengembalikan selisih kelebihan kerumah saya, saya bilang kalau tidak sengaja ya sudah, lain kali jangan diulangi, saya ikhlaskan uang itu, dan saya tidak mau ada kunjungan kerumah ..saya pesankan jangan lupa selalu bawa charger karena kalau dengan orang lain mungkin tindakan dia akan di report ke Uber.  Berikut juga ada kejadian serupa yang entah disengaja atau tidak
Sebenarnya banyak sekali kejadian menyenangkan lain yang saya dapatkan ketika menggunakan Uber, tentang cerita pengalaman hidup pengemudi yang jadi inspirasi (uhuuy), macam-macam pengalaman mereka mengemudi dan bertemu berbagai macam pelanggan, ngobrolin politik dan situasi negara (cieh berat nih), ngobrolin pak polisi dan lalu lintas (uhuk), sampai curhat rumah tangga pengemudi (prikitiew)..🤣

Profesi apapun menurut saya harus dihargai, apalagi pelayanan jasa seperti ini. Ketika seseorang memutuskan melayani sebagai pengemudi taksi online, saya harap pengemudi juga bisa menghargai tamunya dalam hal ini pelanggan. Saya sendiri sangat terbantu dengan adanya ojek/taksi online.  Setiap bertemu pengemudi yang baik dan ramah tak lupa saya selipkan doa semoga perjalanannya lancar dan rezekinya banyak.

Diakhir kata kepada sesama penumpang Uber lain juga mari kita hargai pengemudi taksi online/ Uber yuk, mari berlaku sopan di mobil, tidak mengotori kendaraan pengemudi, bicara sopan jangan seperti boss mereka mentang2 kita raja (boss juga sopan kalee), tidak membiarkan pengemudi yang menjemput menunggu lama, tidak membahayakan mobil mereka dengan masuk jalan sempit dan tidak aman, berikan tip jika kita minta tolong menunggu atau berhenti di satu tempat, dan tidak cancel jika pengemudi sudah on the way menjemput, dan jangan lupa berikanlah mereka rating yang proporsional, kalau tidak ada masalah yang berarti jangan beri mereka rating dibawah 4. Karena rating berpengaruh kepada bonus mereka, udah kita ngga ngasih tip masa hak mereka mendapatkan bonus malah kita hambat? setidaknya itu yang selalu saya usahakan lakukan..yuk memulai kebaikan karena kita sama-sama saling membutuhkan, apa yang kita tanam itulah yang kita tuai..jangan lupa berdoa setiap memulai perjalanan, insya Allah perjalanan dan rezeki kita berkah, aamiin ❤

Sekian uneg-uneg saya sebagai pelanggan taksi online dalam hal ini Uber, kalau kalian sendiri ada pengalaman berkesan apa ketika naik taksi online?